Real men don't love the most beautiful girl in the world. They love the girl, who can make their world most beautiful.

Saturday, 23 March 2019

Seminar Akuntansi


RELEVANSI NILAI INFORMASI MODAL INTELEKTUAL
STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sutoyo
ty@wimaya-energy.com
Prodi Ilmu Akuntansi fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condongcatur 55283

Penilaian dan pengukuran aset tidak berwujud berupa pengetahuan telah banyak dikembangkan. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengukur aset berupa pengetahuan adalah intellectual capital (IC). Intellectual capital merupakan elemen asset tidak berwujud yang akan memberikan manfaat ekonomik di masa mendatang. Penelitian mengenai pengaruh Intellectual capital semakin banyak dilakukan dengan semakin diakuinya produk-produk turunan ilmu pengetahuan sebagai aset tidak berwujud. Intellectual capital banyak dikaitkan dengan nilai perusahaan pada beberapa penelitian. Nilai perusahaan tercermin pada harga saham perusahaan tersebut. Penghargaan lebih para investor atas saham suatu perusahaan diyakini karena adanya hidden value berupa Intellectual capital perusahaan tersebut. Intellectual capital memiliki pengaruh positif terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan (Chen et al, 2005). Wang (2008) membuktikan bahwa IC memiliki pengaruh signifikan pada nilai pasar perusahaan high tech di Cina.
            Beberapa penelitian mengenai relevansi nilai informasi akuntansi menggunakan Intellectual  capital  sebagai  “informasi  lain” dalam model penelitian. Relevansi nilai informasi akuntansi  merupakan  penelitian  yang  menguji hubungan  antara  informasi  fundamental  yang ada  pada  perusahaan  dengan  informasi  pasar yang tercermin pada harga pasar saham. Konteks penelitian relevansi nilai berpijak pada hipotesis pasar efisien (EMH) yang mengasumsikan bahwa akuntansi menghasilkan informasi mengenai kinerja suatu perusahaan yang akan direspons oleh investor melalui harga saham perusahaan tersebut.  Model  pengukuran  yang  digunakan dalam  penelitian  relevansi  nilai  merupakan model informasi linear yang dikembangkan oleh Ohlson (1995). Model ini hanya menggunakan informasi  akuntansi  (EPS  dan  Book  Value Equity)  dalam  menguji  hubungannya  dengan harga saham. Model pengukuran relevansi nilai kemudian dikembangkan dengan menambahkan “informasi   lain”   dalam   model   pengukuran (Collins, 1999). Penggunaan intellectual capital sebagai “informasi lain” dalam model penelitian relevansi nilai dilakukan oleh Ferraro dan Veltri (2011). Sejalan dengan penalaran pada penelitian Chen (2008), Ferraro dan Veltri mengasumsikan bahwa  adanya  “informasi  lain“  yang  menjadi hidden value akan direspons oleh investor dengan memberi nilai lebih (market premium) pada harga saham perusahaan.        
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ferraro dan Veltri dengan menggunakan beberapa penyesuaian. Industri yang dipilih dalam penelitian ini adalah industri perbankan Dengan beberapa pertimbangan. Industri perbankan merupakan industri yang diatur secara ketat, kompetitif dan merupakan jenis industry jasa  yang  sangat  dominan  menggunakan  asset pengetahuan dalam penyediaan layanannya (Calistrietal,2011). Industri perbankan juga merupakan industri yang paling sensitif terhadap Adanya perkembangan produk turunan ilmu pengetahuan pada era teknologi informasi serta aset sumber daya manusia. Penggunaan teknologi informasi sebagai salah satu bentuk intellectual capital dalam industri perbankan mempengaruhi efisiensi penyediaan layanan industri perbankan saat ini. Tujuan penelitian ini adalah  menguji relevansi nilai informasi akuntansi nilai buku per-lembar saham dan laba per lembar saham dan informasi modal intelektual. Modal intelektual ini diukur dengan menggunakan model value addedintellectual coefficient (VAIC™) yang digunakan oleh Ante Pulic. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Ohlson dan VAIC™ sebagai informasi tambahan dalam model untuk menguji relevansi nilai dari informasi akuntansi modal intelektual, sebagai informasi lain terhadap harga saham  perusahaan.  Perusahaan  yang  terdaftar dalam klasifikasi industri
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam klasifikasi indutri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode amatan (2011-2013). Industri perbankan dipilih untuk tujuan homogenitas dan untuk membuktikan bahwa industri tersebut
merupakan industri yang dominan menggunakan modal intelektual dalam kegiatan operasionalnya (Calistri  et  al,  2011).  Sampel  dipilih  dengan metode  purposive  sampling  dengan  criteria sebagai berikut:                              
a. Perusahaan  tidak  melakukan  merger  dan akuisisi selama periode amatan         
b. Perusahaan tidak delisting maupun sedang mendapat sanksi (suspend) selama periode amatan  

Simpulan
1.      Efisiensi komponen dari modal intelektual berupa modal fisik dan finansial memiliki relevansi nilai.
2.      Efisiensi komponen dari modal intelektual berupa modal sumber daya manusia memiliki relevansi nilai.
3.      Efisiensi komponen dari modal intelektual berupa modal struktural memiliki relevansi nilai.

Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1.      Penelitian ini tidak membedakan sumber dana bank yang mungkin dapat mempengaruhi karakteristik operasi bank dan efisiensi penggunaan modal intelektual suatu bank
2.      Penelitian ini hanya menguji modal intelektual sebagai informasi lain yang dimasukan dalam model relevansi nilai informasi akuntansi. Namun demikian, penelitian ini tidak membedakan pengaruh interaksi antara masing-masing komponen modal intelektual dengan variabel tertentu dalam model relevansi nilai (EPS dan BVE)

Saran
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat secara spesifik mengidentifikasi pengaruh masing-masing komponen modal intelektual dengan variabel pada model relevansi nilai, karena interaksi masing-masing komponen modal intelektual dengan EPS atau BVE akan menghasilkan pengaruh yang berbeda.


Terimakasih 😉😉

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment