Real men don't love the most beautiful girl in the world. They love the girl, who can make their world most beautiful.

Saturday, 20 January 2018


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPARANSI INFORMASI KEUANGAN DAERAH PADA SITUS RESMI PEMERINTAH

Di Ajukan Sebagai Syarat Pra Skripsi

 

 
Di Ajukan oleh :

Salim Al’Afif

150301227

 

 

 

 

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2018

 


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia dan hidayah-Nya sehingga  penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPARANSI INFORMASI KEUANGAN DAERAH PADA SITUS RESMI PEMERINTAH. Sholawat dan salam senantiasa kami ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW  yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga ke zaman yang terang menerang seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini terdapat kekurangan baik dalam hal penyajian materi maupun dan penyampaiannya.Kekurangan  dalam pembuatan makalah ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis.Oleh karna itu, dengan segenap kerendahan hati penulis menerima masukan dari pembaca baik berupa saran maupun kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi yang penulis buat ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih  semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 13 Januari 2018

 

Penulis,

 

(                                 )

 

 


 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1

Perumusan Masalah ...................................................................................................  3

Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................  4

1.      Tujuan Penelitian ...........................................................................................  4

2.      Manfaat Penelitian ........................................................................................  4

Sistematika Penulisan ................................................................................................  4

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Transparansi .......................................................................................................  6

2.2. E-Governmant ....................................................................................................  7

2.3. Sistem Informasi Keuangan Daerah ..................................................................  8

2.4. Pelaporan Keuangan ..........................................................................................  9

2.5. Struktur Pemerintah Indonesia........................................................................... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.    Lokasi Penelitian ...........................................................................................  11

B.     Metode Penelitian .........................................................................................  11

C.     Data dan Sumber Data ..................................................................................  11

D.    Tekhnik Pengumpulan Data ..........................................................................  12

E.     Populasi dan Sampel .....................................................................................  12

 

 

 



 
BAB I
PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah
Tranparansi merupakan isu utama dalam pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan yang demokratis membutuhkan akuntabilitas kepada publik guna meningkatkan tranparansi dalam mengungkapkan lebih banyak informasi mengenai anggaran dan keuangan. Peningkatan tranparansi sangat dibutuhkan dalam rangka fungsi pengawasan, mencegah tindakan korupsi dan penyalahgunaan sumber daya publik yang berakibat pada pemborosan.
 Fenomena perkembangan pemerintahan di Indonesia saat ini adalah tuntutan akuntabilitas terhadap pemerintah baik di pusat maupun daerah. Tuntutan akuntabilitas sektor publik terkait dengan perlu dilakukannya tranparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. Pemerintah baik pusat maupun daerah, harus dapat menjadi subyek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik yaitu hak untuk tahu (right to know), hak untuk diberi informasi (right to be informed), dan hak untuk didengar aspirasinya (right to be heard and to be listened to) (Mardiasmo, 2009). Oleh karena itu, pemerintah wajib merespon tuntutan akuntabilitas tersebut.
Undang-undang no 17 tahun 2003 tentang keuangan negara mewajibkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan APBD. Laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar bisa dinilai kebenaran dan keandalan dari informasi terkait dengan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Dengan berjalannya kedua proses tersebut maka diharapkan akuntabilitas kinerja keuangan pemerintah dapat lebih dipertanggungjawabkan.
Forum Indonesia Untuk Transparansi (Fitra) Riau menilai transparansi pengelolaan keuangan di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru masih buruk. Bahkan Pemko terkesan menutupi pengelolaan keuangannya.
"Ada laporan yang seharusnya dipublikasikan tanpa diminta oleh Pemko Pekanbaru, namun hal itu tidak dilakukan. Bahkan saat diminta pun mereka tidak mau menunjukkan. Akhirnya masalahnya putus di Komisi Informasi," kata Triyono, Sekretaris Fitra Riau.
Rendahnya keterbukaan informasi publik ini menurut Fitra merupakan alasan Riau menjadi daerah rawan korupsi yang dinilai oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tahun 2014 lalu.
"Kondisi pemerintah yang tertutup ini beririsan dengan tumbuh suburnya praktik korupsi terjadi di berbagai sektor. Kekhawatiran lembaga pemerintahan maupun badan publik membuka akses informasi menjadi tanda ada yang hendak ditutupi," ujar Koordinator Fitra Riau, Usman, Rabu, 30 November 2016.
Salah satu bentuk transparansi yang dapat ditempuh pemerintah daerah ialah dengan mengungkapkan laporan keuangan secara sukarela di internet sehingga seluruh stakeholder memiliki kesempatan untuk memperoleh informasi yang ada di lingkungan pemerintahan.
Pengungkapan sukarela laporan keuangan di internet dinilai efisien dan efektif meningkatkan transparansi dan akuntabilitas. Pada saat ini, terdapat faktor heterogenitas diantara pemerintah daerah di Indonesia dimana informasi akuntansi di internet diungkapkan secara bervariasi mulai dari yang paling sedikit hingga yang paling lengkap. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi suatu pemerintah daerah dalam mengungkapkan informasi akuntansinya kepada masyarakat.
Rora (2010) menguji bagaimana hubungan variabel-variabel bebas seperti rasio kinerja, rasio ketergantungan daerah, ukuran kompleksitas pemerintahan dan belanja daerah terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada situs pemerintah daerah di indonesia. Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor rasio kinerja, kompleksitas pemerintahan, dan belanja aerah tidak memiliki pengaruh terhadap total pengungkapan pada situs pemerintah daerah. Sedangkan faktor lain seperti tingkat ketergantungan daerah dan ukuran memiliki pengaruh signifikan positif terhadap total pengungkapan pada situs pemerintah daerah.
Perbedaan dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini menguji secara spesifik ketersediaan dan aksesibilitas data keuangan untuk melihat sejauh mana pemerintah daerah bersikap transparan atas informasi-informasi keuangan yang dipublikasikan pada situs resmi pemerintah daerah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang dilakukan adalah manguji bagaimana pengaruh ukuran, tingkat kemadirian daerah, rasio pembayaran hutang, kompleksitas pemerintahan dan pendapatan perkapita masyarakat terhadap tingkat transparansi yang diukur dengan ketersediaan dan aksebilitas informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah.
B.   Perumusan Masalah
1.      Apakah ukuran pemerintah daerah berpengaruh terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah ?
2.      Apakah tingkat kemadirian daerah berpengaruh terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah ?
3.      Apakah kompleksitas pemerintah berpengaruh terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah ?
4.      Apakah tingkat pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah ?
C.  Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penilitian
a.       Untuk mengetahui apakah pengaruh ukuran pemerintah daerah terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah
b.      Untuk mengetahui tingkat kemadirian daerah terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada pada situs resmi pemerintah daerah
c.       Untuk mengetahui apakah rasio pembayaran hutang berpengaruh terhadap ketersedian dan kemudahan dalam mengkases informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah
d.      Untuk mengetahui pengaruh kompleksitas pemerintah terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah
e.       Untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita masyarakat terhadap ketersediaan dan kemudahan dalam mengakses informasi keuangan pada situs resmi pemerintah daerah
2.      Manfaat Penelitian
a.       Untuk pemerintah daerah terhadap transparansi informasi keuangan
b.      Untuk peniliti berikutnya
D.  Sistematika Penulisan
BAB I             : Pendahuluan
  Pada bab ini akan diuraikan secara singkat latar belakang permasalahan   yang berisikan alasan-alasan yang melatarbelakangi penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, serta sistematika penulisan.
 
BAB  II           : Landasan Teori
Pada bab ini menguraikan teori-teori yang terkait dengan Transparansi, E-governmant, Sistem informasi keuangan daerah, Pelaporan keuangan, Struktur pemerintah Indonesia.
            BAB III          : Bagian ini membahas desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian kerangka penelitian, pengumpulan data, sumber data, model penelitian, pengujian hipotesis penelitian, dan operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian.
 
BAB II
LANDASAN TEORI
 
2.1.Transparansi
Informasi merupakan media yang digunakan setiap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya. Melalui informasi juga organisasi dapat menambah nilai dari organisasi itu sendiri dengan mengungkapkan informasi secara lengkap kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Bagi organisasi pemerintahan, penyampaian informasi terutama informasi keuangan melalui media internet akan mendongkrak citra yang positif bagi organisasi pemerintah itu sendiri. Hartono dan Mulyanto (2010) berpendapat pemerintah yang mengungkapkan informasi keuangan melalui media internet diasumsikan lebih efisien dan efektif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Pendapatan asli daerah adalah pendapatan suatu daerah otonom dari potensi yang dimiliki suatu daerah dan dana lainnya yang disahkan berdasarkan undang-undang yang digunakan oleh pemerintah daerah untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat daerah otonom. Dana alokasi umum adalah dana yang dialokasikan kepada pemerintah daerah yang bertujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Rora (2010) dan Martani (2012) mengungkapkan bahwa pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum adalah pos dalam APBD yang menjadi perhatian khusus bagi masyarakat dan pemerintah pusat. Hal ini disebabkan pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum merupakan pos yang material yang penggunaannya harus diungkap secara penuh.
Prinsip pengungkapan penuh menjadi harapan bagi masyarakat dalam mendambakan pemerintahan yang transparan dan akuntabel. Aliyah dan Aida (2012) mengungkapkan bahwa dengan menerapkan prinsip pengungkapan penuh, pemerintah dapat menjaga mandat dan kepercayaan yang telah diberikan masyarakat. Sehingga prinsip ini sangat berguna membangun hubungan yang harmonis antara pemerintah dengan masyarakat.
 Transparansi dan akuntabilitas merupakan konsekuensi dari agency problem yaitu pemerintah sebagai agen dan masyarakat sebagai prinsipal (Zimmerman, 1977). Pemerintah sebagai Agen mendapat mandat dari masyarakat sebagai prinsipal untuk menjalankan tugas pemerintahan yaitu memberikan pelayanan publik dalam rangka meningkatkan kesejahteran rakyat. Dalam menjalankan pelayanan publik, pemerintah mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk mengelola dana dari masyarakat dan sumber-sumber daya yang lain. Sebagai indikator pelayanan publik yang baik, maka pemerintah harus dapat mempertanggungjawabkan semua penggunaan sumber daya kepada masyarakat. Salah satu bentuk tanggung jawab dan transparansi pemerintah kepada masyarakat adalah dengan menyampaikan informasi penggunaan sumber-sumber daya dalam bentuk informasi laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2.2.E-Government
Electronic government merupakan suatu proses sistem pemerintahan dengan memanfaatkan ICT (Information, Communication, Tekhnology) sebagai alat untuk memberikan kemudahan proses komunikasi dan transaksi kepada warga masyarakat,organisasi bisnis dan antara lembaga pemerintah beserta stafnya, sehingga dapat dicapai efisiensi, efektivitas, transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat (Hartono, 2010).
Informasi keuangan daerah yang tertuang dalam PP Nomor 56 tahun 2005 pasal 4 pada pelaksanaannya disampaikan oleh daerah kepada pemerintah mencakup :
1.    APBD dan realisasi APBD provinsi, kabupaten, dan kota
2.    Neraca daerah
3.    Laporan arus kas
4.    Catatan atas laporan keuangan daerah
5.    Dana dekonsentralisasi dan dana tugas tugas pembantuan
6.    Laporan keuangan perusahaan daerah
7.    Data yang berkaitan dengn kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah
2.3.Sistem Informasi Keuangan Daerah
Sistem adalah komponen-komponen yaaang   saling terhubung dan saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan (O’brien, 2011). O’brien sistem informasi adalah suatu kombinasi yang terorganisir terdir dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan menyimoan, mengmbil, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Sedangkan sistem informasi keuangan daerah adalah aplikasi terpadu yang digunakan pemerintah sebagai alat bantu pemrtintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel, dan auditabel. Ini berarti pemerintah daerah ditintut untuk membuka akses kepada masyarakat secara luas atas informasi keuangan daerah melalui surat kabar, internet, atau cara lainnya.
Pasal 101 menyebutkan tujuan pemerintah dalam rangka menyelenggarakan sistem informasi keuangan daerah secara nasional adalah:
1.      Merumuskan kebijakan dan penendalian fiskal nasional
2.      Menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional
3.      Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti dana perimbanagan, pinjaman daerah, pegendalian defisit anggaran
4.      Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pendanaan desentralisasi daerah dan defisit anggaran
Informasi keuangan daerah yang tertuang dalam PP nomor 56 tahun 2005 pasal 4 pada pelaksanaannya disampaikan oleh daerah kepada pemerintah mencakup:
1.      APBD dan realisasi APBD provinsi, kabupaten dan kota
2.    Neraca daerah
3.    Laporan arus kas
4.    Catatan atas laporan keuangan daerah
5.    Laporan keuangan perusahaan daerah
6.    Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah
2.4.Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan merupakan suatu bentuk pengungakapan informasi keuangan. Pengungkapan berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan (Ghozali dan Chariri, 2007). Tujuan pelaporan keuangan diupayakan mempunyai cakupan yan luas agar memenuhi berbagai kebutuhan para pemakai dan melayani kepentingan umum dari berbagai pemakai yang potensial, bukan untuk kebutuhan khusu kelompok tertentu saja.
Dengan demikian laporan keuangan pemerintah daerah adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan bagaimana informasi tentang keuangan pemerintah daerahdisediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomi dan sosial negara.
Unsur-unsur dalam informasi keuangan daerah berdasarkan PP nomor 56 tahun 2005. APBD terdiri atas:
1.    Anggaran pendapatan
a.         Pendapatan asli daerah: Pajak daerah, retribusi daerah, dan penerimaan lain-lain.
b.        Dana perimbangan: Dana bagi hasil, Dana alokasi umum, dan Dana alokasi khusus.
2.      Anggaran belanja
3.      Pembiayaan
2.5.   Struktur Pemerintah Indonesia
Struktur pemerintah Indonesia terdiri dari pemerintah pusat dan pemerinnntttah daerah. Pemerintah daerah terdiri dari pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota. undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan undang-undang nomor 33 tahun 2004 mengatur tentang pemerintah daerah dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Berdasarkan pasal 1 UU 32 tahun 2004 pemerintah daerah meliputi Gubernur, Bupati, dan Walikota dan perangakat daerah sebagai unsur penyelenggaran pemerintahan daerah. Sedangkan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan dewan perwakilan perwakilan rakyat daerah yang menurut asas otonomi dan tugan pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalm sisten dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.
 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
 A.  Lokasi Penelitian
43 Kantor SKPD kota Pekanbaru karena SKPD bertanggungjawab atas penyelenggaraan instansi pemerintah darah.
B.   Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang memiliki tingkat eksplanasi asosiatif yaitu penelitian yang didasarkan banyaknya obyek yang diteliti yang didesain secara spesifik untuk mengetahui obyek tertentu atau benar-benar fokus pada sampel yang telah ditentukan, sedangkan data yang digunakan adalah data primer melalui yaitu pembagian kuesioner.
C.  Data dan Sumber Data
1.      Data primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok maupun hasil pengujian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang ditentukan peneliti yang akan diberikan kepada 129 sampel.
2.       Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catata, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan secara umum.
Data sekunder diperoleh dari bukti laporan yang telah duterbitkan oleh SKPD di situs resmi.
D.    Tekhnik Pengumpulan Data
Kuesioner ( tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
E.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Menurut Sugiyono (2012, 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdir atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam peneniltian ini adalah pegawai/staf 43 SKPD yang terdapat di Pemerintah Kota Pekanbaru yang berjumlah tiga orang masing-masing SKPD.
2.      Sampel
Menurut Sugiyono (2012, 116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel yang diambil pada masing-masing SKPD sebanyak 3 orang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 129 sampel.
 
 
 
 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment